Ticker

6/recent/ticker-posts

Twitter: Menggunakan Artificial Intelligence untuk Memerangi Berita Palsu dan Spambot

Twitter - Menggunakan Artificial Intelligence untuk Memerangi Berita Palsu dan Spambot

Thumbnail Menggunakan Artificial Intelligence untuk Memerangi Berita Palsu dan Spambot

Ada lebih dari 330 juta pengguna Twitter menggunakan platform media sosial tersebut untuk mengirimkan ratusan juta tweet setiap hari. Sayangnya, karena besarnya jumlah pengguna yang menggunakan layanan tersebut dan sifatnya yang anonim, kadang berita yang diunggah 24/7 setiap harinya adalah palsu. Dan kadang orang lain yang menggunakan layanan tersebut sebenarnya tidak cocok dengan anda.

Raksasa media sosial tersebut menggunakan artificial intelligence (AI) untuk mengatasi tantangan besar menjaga penggunanya aman dari mereka yang menggunakan Twitter untuk menyebarkan informasi yang berbahaya.


Masalah Apa yang Artificial Intelligence Bantu Pecahkan?

Era media sosial telah memberikan suara bagi semua orang. Dan, seperti yang selalu terjadi, beberapa orang memilih menggunakannya untuk menyebarkan kebohongan dan informasi yang salah. Entah itu karena alasan politik atau ketamakan, sejak kemunculan media sosial telah menjadi magnet bagi segala jenis penyebar berita palsu dan propaganda, hingga dan termasuk masalah-masalah yang berkaitan dengan pemilihan umum suatu negara.

Platfom Digital Twitter

Platfom Digital Twitter
sumber : google.com

Masalah ini timbul sebagian karena siapa pun bisa menampilkan diri mereka sebagai apa pun. Hanya dengan memilih satu nama dan sebuah avatar Anda memiliki profil tanpa nama yang dari situ anda bisa menyebarkan apa pun mulai dari rencana penipuan berantai hingga teori konspirasi dan propaganda teroris. Penelitian yang dilakukan oleh Knight Foundation menggambarkan masalah itu saat menemukan jutaan tweet berita palsu disebarkan melalui Twitter. Seperti banyak media sosial lainnya, Twitter ingin mengatasi masalah ini.

    

Bagaimana Artificial Intelligence Digunakan dalam Praktik?

Sejak kesadaran publik mulai meningkat tentang seriusnya berita-berita palsu, Twitter mulai mengambil langkah proaktif untuk mengidentifikasikan dan menghapus akun-akun yang mengganggu dari layanannya. Dengan AI Twitter bisa mengidentifikasikan dan menutup hampir 10 juta akun setiap minggunya, tanpa harus menunggu sampai akun-akun tersebut dilaporkan oleh pengguna.

Cara kerjanya adalah mengidentifikasikan pola-pola dalam perilaku akun misalnya, akun tersebut terkait dengan situs berita yang dikenal menyebarkan berita palsu dan mencocokkan dengan pola-pola yang sebelumnya ditunjukkan oleh akun-akun palsu atau penipu. Jika satu akun telah ditandai sebagai akun yang mengganggu, akun tersebut akan dijadikan hanya bisa membaca, jadi pemilik akun tidak bisa menggunakan akunnya untuk mengunggah post.

Kemudian Twitter meminta pemilik akun untuk memverifikasikan diri mereka sendiri dengan sebagai manusia aktual dengan nomor telepon dan alamat email yang sebenarnya.


Teknologi, Perangkat, dan Data Apa yang Digunakan?

Twitter mengatakan bahwa layanan tersebut tidak mau mendiskusikkan secara publik tanda-tanda apa yang Twitter gunakan untuk mendeteksi apakah sebuah akun palsu atau tidak untuk menghindari mereka yang ingin menggunakan informasi tersebut untuk mencari cara baru memberitakan berita palsu. Namun, sepertinya Twitter mencari akun-akun yang menunjukkan pola-pola aktivitas yang berhubungan dengan akun-akun palsu yang mengidentifikasikan sebelumnya.

Saat akun-akun yang mengikuti pola-pola tertentu di seputaran aktivitas-aktivitas tersebut juga secara konsisten terlihat menyerbarkan konten dari website-website yang diidentifikasikan tidak bisa dipercaya atau tidak jujur, maka kemungkinan besar akun-akun tersebut adalah akun-akun palsu.

AI melakukan hal ini dengan menganalisis semua tweet pribadi dari akun-akun yang diikuti seseorang pengguna, dan menilainya berdasarkan seberapa populernya tweet itu, interaksi-interaksi pengguna dengan pembuat tweet itu sebelumnya dan seberapa cocoknya tweet tersebut dengan tweet-tweet lain yang sudah berinteraksi dengan anda sebelumnya.


Apa Hasilnya?

Dalam dua bulan, Twitter menggunakan perangkat deteksi otomatis untuk menutup lebih dari 70 juta akun palsu dan mencurigakan. Tahun demi tahun, 214% lebih banyak akun dihilangkan karena melanggar kebijakan spam. Pada saat yang sama, lapran-laporan dari para pengguna bahwa mereka menemukan akun spam menurun dari 25.000 laporan perhari di Maret 2018 menjadi 17.000 laporan perhari pada bulan Mei 2018.Twitter menganggap ini adalah bukti bahwa kebijakan proaktifnya menghapuskan akun palsu dan penipuan dari platform tersebut bahkan sebelum pengguna melihatnya.


Tantangan Utama, Poin Pembelajaran, dan Hal yang Harus Diingat

1. Para penipu dan mereka yang bertujuan jahat bisa diidentifikasikan dari perilaku online mereka menggunakan AI, menggunakan teknik-teknik yang sangat mirip dengan teknik yang digunakan oleh para pemasar untuk menentukan target iklan mereka.

2. Kadang anonimitas penting, oleh karena Twitter memahami bahwa sesekali meminta akun-akun mengidentifikasikan diri mereka bisa membatasi keterbatasan berbicara dalam cara-cara yang bisa jadi berbahaya, Twitter menjalankan badan penanggung jawab dan keamanan.

3. Twitter menyadari bahwa kebebasan berbicara yang diberikan platformnya penting, tapi yang paling penting adalah keamanan pada penggunanya.  





sumber :

Artificial Intelligence In Practice - Bernard Marr & Matt Ward.  

Posting Komentar

0 Komentar